Tugas manusia sebagai khalifah di bumiBacalah ayat dibawah ini dengan tartil, fasih, benar dan suara yang indah! Teks lihat “google Al-Qur’an onlines” Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah : 30) a. Kandungan ayat Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi kalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT. Kesimpulan kandungan Surat Al Baqarah : 30, diantaranya: 1. Allah memberitahu kepada malaikat bahwa Allah akan menciptakan khalifah (wakil Allah) di bumi 1. Allah memilih manusia menjadi khalifah di muka bumi 2. malaikat menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas sebagai manusia. Menurut pandangan malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah 3. Malaikat beranggapan bahwa yang pantas menjadi khalifah di bumi adalah dirinya. Malaikat merasa selalu bertasbih, bertauhid dan menyucikan Allah 4. Allah lebih mengetahui apa yang tidak diketahui oleh malaikat 2. Surat Al Mukminun : 12-14 Bacalah Surat Al Mukminun ayat 12-14 berikut dengan fasih dan benar! Teks lihat “google Al-Qur’an onlines” Artinya: “12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS Al Mukminun : 12-14) a. Kandungan ayat Dalam surat Al Mukminun ayat 12-14 Allah SWT menerangkan tentang proses penciptaan manusia. Sebelum para ahli dalam bidang kedokteran modern mengetahui proses asal usul kejadian penciptaan manusia dalam rahim ibunya, Allah SWT sudah terlebih dahulu mejelaskan perihal kejadian tersebut dalam Al Qur’an seperti dalam surat Al Mukminun ayat 12-14, dan diperkuat oleh ayat lainnya diantaranya Surat Al Hasyr ayat 24 yang berbunyi: Teks lihat “google Al-Qur’an onlines” Artinya : Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS Al Hasyr : 24) Pada surat Al Mukminun ayat 12 -14 Allah SWT menjelaskan bahwa proses penciptaan manusia dalam rahim ibunya terbagi menjadi 3 fase yaitu: 1. Fase air mani 2. Fase segumpal darah 3. Fase segumpal daging Yang masing-masing fasenya memakan waktu 40 hari, hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh bukhari: Artinya : Dari Abdullah bin Mas’ud ra.,ia berkata : Rasululla saw bercerita kepada kami, beliaulah yang benar dan dibenarkan : “Sesungguhnva penciptaan perseoranganmu terkumpul dalam perut ibunva empat puluh hari dan empat puluh malam atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah, semisal itu (40 hari = pen) kemudian menjadi segumpal daging, semisal itu (40 hari = pen), kemudian Allah mengutus Malaikat, kemudian dipermaklumkan dengan empat kata, kemudian malaikat mencari rizkinya, ajalnya (batas hidupnya), amalnya serta celaka dan bahagianya kemudian Malaikat meniupkan ruh padanya. Sesungguhnya salah seorang di antaramu niscaya beramal dengan amal ahli (penghuni) sorga, sehingga jarak antara sorga dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuluinya, maka ia beramal dengan penghuni neraka, maka ia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantaramu, beramal dengan amal ahli neraka, sehingga jarak antara neraka dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuinya, maka ia beramal dengan amal penghuni sorga, maka ia masuk sorga. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Sedangkan dalam surat Al Hasyr Allah menjelaskan bahwa janin sebelum menjadi manusia sempurna juga mengalami tiga fase, yaitu: 1. Taswir, yaitu digambarkan dengan bentuk garis-garis, waktunya setelah 42 hari 2. Al Khalq, yaitu dibuat bagian-bagian tubuhnya 3. Al Baru’, yaitu penyempurnaan terhadap bentuk janin Kesimpulan kandungan surat Al Mukminun ayat 12-14 ini antara lain: 1. Menjelaskan tentang proses kejadian manusia 2. Allah memberi kesempatan hidup di dunia kepada manusia 3. Usia manusia ditentukan oleh Allah SWT 4. Manusia diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada Allah dan sesama manusia 5. PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH 6. Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah). 7. 1. Memakmurkan Bumi 8. Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu. 9. 2. Memelihara Bumi 10. Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari. 11. Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam). 12. Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4 yang berbunyi :Teks lihat “google Al-Qur’an onlines” 13. Artinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (QS Al Isra : 4) 14. Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi: Teks lihat “google Al-Qur’an onlines” 15. Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS AL Qashash : 7)Bacalah ayat dibawah ini dengan tartil, fasih, benar dan suara yang indah! Teks lihat “google Al-Qur’an onlines” Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah : 30) a. Kandungan ayat Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi kalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT. Kesimpulan kandungan Surat Al Baqarah : 30, diantaranya: 1. Allah memberitahu kepada malaikat bahwa Allah akan menciptakan khalifah (wakil Allah) di bumi 1. Allah memilih manusia menjadi khalifah di muka bumi 2. malaikat menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas sebagai manusia. Menurut pandangan malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah 3. Malaikat beranggapan bahwa yang pantas menjadi khalifah di bumi adalah dirinya. Malaikat merasa selalu bertasbih, bertauhid dan menyucikan Allah 4. Allah lebih mengetahui apa yang tidak diketahui oleh malaikat 2. Surat Al Mukminun : 12-14 Bacalah Surat Al Mukminun ayat 12-14 berikut dengan fasih dan benar! Teks lihat “google Al-Qur’an onlines” Artinya: “12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS Al Mukminun : 12-14) a. Kandungan ayat Dalam surat Al Mukminun ayat 12-14 Allah SWT menerangkan tentang proses penciptaan manusia. Sebelum para ahli dalam bidang kedokteran modern mengetahui proses asal usul kejadian penciptaan manusia dalam rahim ibunya, Allah SWT sudah terlebih dahulu mejelaskan perihal kejadian tersebut dalam Al Qur’an seperti dalam surat Al Mukminun ayat 12-14, dan diperkuat oleh ayat lainnya diantaranya Surat Al Hasyr ayat 24 yang berbunyi: Teks lihat “google Al-Qur’an onlines” Artinya : Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS Al Hasyr : 24) Pada surat Al Mukminun ayat 12 -14 Allah SWT menjelaskan bahwa proses penciptaan manusia dalam rahim ibunya terbagi menjadi 3 fase yaitu: 1. Fase air mani 2. Fase segumpal darah 3. Fase segumpal daging Yang masing-masing fasenya memakan waktu 40 hari, hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh bukhari: Artinya : Dari Abdullah bin Mas’ud ra.,ia berkata : Rasululla saw bercerita kepada kami, beliaulah yang benar dan dibenarkan : “Sesungguhnva penciptaan perseoranganmu terkumpul dalam perut ibunva empat puluh hari dan empat puluh malam atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah, semisal itu (40 hari = pen) kemudian menjadi segumpal daging, semisal itu (40 hari = pen), kemudian Allah mengutus Malaikat, kemudian dipermaklumkan dengan empat kata, kemudian malaikat mencari rizkinya, ajalnya (batas hidupnya), amalnya serta celaka dan bahagianya kemudian Malaikat meniupkan ruh padanya. Sesungguhnya salah seorang di antaramu niscaya beramal dengan amal ahli (penghuni) sorga, sehingga jarak antara sorga dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuluinya, maka ia beramal dengan penghuni neraka, maka ia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantaramu, beramal dengan amal ahli neraka, sehingga jarak antara neraka dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuinya, maka ia beramal dengan amal penghuni sorga, maka ia masuk sorga. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Sedangkan dalam surat Al Hasyr Allah menjelaskan bahwa janin sebelum menjadi manusia sempurna juga mengalami tiga fase, yaitu: 1. Taswir, yaitu digambarkan dengan bentuk garis-garis, waktunya setelah 42 hari 2. Al Khalq, yaitu dibuat bagian-bagian tubuhnya 3. Al Baru’, yaitu penyempurnaan terhadap bentuk janin Kesimpulan kandungan surat Al Mukminun ayat 12-14 ini antara lain: 1. Menjelaskan tentang proses kejadian manusia 2. Allah memberi kesempatan hidup di dunia kepada manusia 3. Usia manusia ditentukan oleh Allah SWT 4. Manusia diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada Allah dan sesama manusia 5. PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH 6. Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah). 7. 1. Memakmurkan Bumi 8. Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu. 9. 2. Memelihara Bumi 10. Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari. 11. Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam). 12. Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4 yang berbunyi :Teks lihat “google Al-Qur’an onlines” 13. Artinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (QS Al Isra : 4) 14. Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi: Teks lihat “google Al-Qur’an onlines” 15. Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS AL Qashash : 7)

Bacalah ayat dibawah ini dengan tartil, fasih, benar dan suara yang indah! Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah : 30)

a. Kandungan ayat

Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi kalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.

Kesimpulan kandungan Surat Al Baqarah : 30, diantaranya:

1. Allah memberitahu kepada malaikat bahwa Allah akan menciptakan khalifah (wakil Allah) di bumi

1.     Allah memilih manusia menjadi khalifah di muka bumi

2.     malaikat menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas sebagai manusia. Menurut pandangan malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah

3.     Malaikat beranggapan bahwa yang pantas menjadi khalifah di bumi adalah dirinya. Malaikat merasa selalu bertasbih, bertauhid dan menyucikan Allah

4.     Allah lebih mengetahui apa yang tidak diketahui oleh malaikat

2. Surat Al Mukminun : 12-14

Bacalah Surat Al Mukminun ayat 12-14 berikut dengan fasih dan benar! Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”

Artinya: “12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS Al Mukminun : 12-14)

a. Kandungan ayat

Dalam surat Al Mukminun ayat 12-14 Allah SWT menerangkan tentang proses penciptaan manusia. Sebelum para ahli dalam bidang kedokteran modern mengetahui proses asal usul kejadian penciptaan manusia dalam rahim ibunya, Allah SWT sudah terlebih dahulu mejelaskan perihal kejadian tersebut dalam Al Qur’an seperti dalam surat Al Mukminun ayat 12-14, dan diperkuat oleh ayat lainnya diantaranya Surat Al Hasyr ayat 24 yang berbunyi: Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”

Artinya : Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS Al Hasyr : 24)

Pada surat Al Mukminun ayat 12 -14 Allah SWT menjelaskan bahwa proses penciptaan manusia dalam rahim ibunya terbagi menjadi 3 fase yaitu:

1.     Fase air mani

2.     Fase segumpal darah

3.     Fase segumpal daging

Yang masing-masing fasenya memakan waktu 40 hari, hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh bukhari:

Artinya :

Dari Abdullah bin Mas’ud ra.,ia berkata : Rasululla saw bercerita kepada kami, beliaulah yang benar dan dibenarkan : “Sesungguhnva penciptaan perseoranganmu terkumpul dalam perut ibunva empat puluh hari dan empat puluh malam atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah, semisal itu (40 hari = pen) kemudian menjadi segumpal daging, semisal itu (40 hari = pen), kemudian Allah mengutus Malaikat, kemudian dipermaklumkan dengan empat kata, kemudian malaikat mencari rizkinya, ajalnya (batas hidupnya), amalnya serta celaka dan bahagianya kemudian Malaikat meniupkan ruh padanya. Sesungguhnya salah seorang di antaramu niscaya beramal dengan amal ahli (penghuni) sorga, sehingga jarak antara sorga dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuluinya, maka ia beramal dengan penghuni neraka, maka ia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantaramu, beramal dengan amal ahli neraka, sehingga jarak antara neraka dengan dia hanya satu hasta, namun catatan mendahuinya, maka ia beramal dengan amal penghuni sorga, maka ia masuk sorga(Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Sedangkan dalam surat Al Hasyr Allah menjelaskan bahwa janin sebelum menjadi manusia sempurna juga mengalami tiga fase, yaitu:

1.     Taswir, yaitu digambarkan dengan bentuk garis-garis, waktunya setelah 42 hari

2.     Al Khalq, yaitu dibuat bagian-bagian tubuhnya

3.     Al Baru’, yaitu penyempurnaan terhadap bentuk janin

Kesimpulan kandungan surat Al Mukminun ayat 12-14 ini antara lain:

1.     Menjelaskan tentang proses kejadian manusia

2.     Allah memberi kesempatan hidup di dunia kepada manusia

3.     Usia manusia ditentukan oleh Allah SWT

4.     Manusia diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada Allah dan sesama manusia

5.      PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

6.      Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).

7.      1. Memakmurkan Bumi

8.      Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.

9.      2. Memelihara Bumi

10.  Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.

11.  Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).

12.  Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4 yang berbunyi :Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”

13.  Artinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (QS Al Isra : 4)

14.  Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi: Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”

15.  Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS AL Qashash : 7)

Published in: on November 22, 2010 at 12:57 pm  Leave a Comment  

ATRAKSI KOMUNIKASI

PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan prasyarat kehidupan manusia, karena komunikasi pda dasarnya adalah proses penyampaian dan penerimaan lambing-lambang (pesan) yang  mengandung arti atau makna antara komunikator dan komunikannya dengan tujuan mewujudkan kesamaan makna dan kebersamaan. Kehidupan manusia akan tampak “hampa” apabila tidak ada komunikasi. dengan adanya komunikasi berarti adanya interaksi antar manusia. Interaksi terjadi pabila ada dua orang yang melakukan aksi dan interaksi.

Seseorang dalam berkomunikasi akan berhasil jika memahami ilmu-ilmu yang lainnya, seperti psikologi. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang ada di hadapannya. Maka ia akan melihat ekspresi wajah di hadapannya. Wajah yang memberikan pemahaman seseorang sedang berhadapan dengan siapa.

Komunikasi sangat erat kaitannya dengan komunikasi antarpribadi / komunikasi intarpersonal. Karena komunikasi interpersonal merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.[1] Salah satu yang mempengaruhi komunikasi interpersonal yaitu atraksi interpersonal yaitu ataksi interpersonal, yang akan kita bahas selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. PENGERTIAN ATRAKSI INTERPERSONAL

Atraksi berasal dari bahasa latin “attrahere (att: menuju) dan “trahere”: menarik. Jadi, atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain, maka makin besar kcenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Daya tarik seeorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai seseorang, maka kita cenderung melihat sesuatu dari diri seseorang tersebut secara positif. sebaliknya, jika kita tidak menyukai seseorang, maka kita cenderung melihat sesuatu dari diri seseorang tersebut secara negative.[2]

2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA ATRAKSI

A. FAKTOR PERSONAL

1.      Persamaan Karakteristik Peronal

Kesamaan karakteristik personal ditandai dengan kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat/status sosial ekonomi, agama, ideology, dan lain-lain. Mereka yang memiliki ksamaan dalam hal-hal di atas cenderung menyukai satu sama lain.

2.      Tekanan Emosional

Orang yang berada di bawah tekanan emosional, stress, bingung, cemas, dan lain-lain akan menginginkan kehadiran orang lain untuk membantunya, sehingga kecenderungan untuk menyukai orang lain semakin besar.

3.      Harga Diri yang Rendah

Orang yang rendah diri cenderung mudah menyukai orang lain. Orang yang merasa penampilan dirinya kurang menarik akan mudah menerima persahabatan dari orang.

4.      Isolasi Sosial

Sebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untk hidup terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan baha tingkat isolasi sosial sangat besar pengruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain.

B. FAKTOR SITUASIONAL

1.      Daya Tarik Fisik (phsycal attrakveness)

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal. Mereka yang berpenampilan cantik menarik biasanya leih muddah untuk mendapat perhatian dan simpati orang.

2.      Ganjaran (reward)

Pada umumnya seseorang akan menyukai orang yang memberikan ganjaran pda dirinya. Ganjaran bisa berupa bantuan, dorongan moral, pujian tau hal-hal  yang meningkatkan harga diri kita.

3. Familiarity

Seseorang atau hal-hal yang suda kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dngan produk yang diiklankan, sehingga kita akhirnya menyukai hal tersebut.

4.      Kedekatan (proximity) atau closeness

Hubungan kita dengan orang lain bergantung seberapa dekat kita dengn orang tersebut.

Sebagai contoh, sejumlah kasus menunjukkan bahwa orang lebih menyukai orang yang tinggal berdekatan dengannya.

5.      Kemampuan (competence)

Terdapat kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya daripada kita.

 

3. Teori Liking

Yaitu merupakan teori yang menjelaskan mengapa kita menyukai orang lain. Teori Liking Dibagi menjadi 4 bagian, yakni:

a. Reinforcement theory

Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyukai dan tidak menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar (learning).

b. Equity theory

Teori ini mengatakan bahwa individu selalu cenderung menjaga keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka dapatkan, atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari suatu hubungan maka kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungan tersebut.

 

 

 

c. Exchange theory

Menurut teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang berhubungan deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak keuntungan yang diperoleh maka hubungan tersebut akan terus dilangsungkan.

 

d. Gain-loss theory

Kita lebih menyukai orang yang menguntungkan kita daripada yang merugikan bagi kita.

 

4.      Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal

  • Penafsiran pesan dan penilaian.

Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.

  • Efektivitas komunikasi.

Yang dimaksud dengan efektif disini dalam komunikasi interpersonal adalah mengenai sasaran atau mencapai tujuan maupun dalam prosesnya, sesuai dengan maksud si pembicara. Efektifitas dalam mencapai tujuan adalah dengan adanya perubahan sikap (attitude change). Karena jika sesorang ingin memecahkan masalah yang dihadapi, maka dengan leluasa ia dapat mengungkapkannya tanpa ada rasa malu kepada orang lain, sehingga mendapatkan titik temu untuk mengadakan perubahan sikap.

5. Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.

Salah satu tanda komunikasi yang efektif adalah hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi terjadi apabila isi pesan kita pahami, tetapi hubungan di antara komunikan rusak. Pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang buruk.

Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu:

  1. Percaya;
  2. sikap suportif; dan
  3. sikap terbuka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Littlejohn. 1999. Theories of Human Communication. Belmont. California: Wadsworth Publishing Company.

http://sbektiistiyanto.files.wordpress.com/2008/02/ho-psikom-wisnu.doc

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABTRAKSI DALAM KOMUNIKASI

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Komunikasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh:

TIARA MUSTIKA (108051100057)

M ADE RIFAYU (1080511000 )

APRISTYA KRISNA DEWI (108051100056)

DANANG RIANTO (108051100051)

UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

KOSENTRASI JURNALISTIK VB

2010


[1] Dra. Hj. Roudhonah, M.Ag, Ilmu komunikasi, Jakarta, UIN Jakarta Press: 2007. Hal. 106

[2] DRS. Jalaludin Rakhmad M. Sc, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya. Hal: 110

Published in: on February 15, 2011 at 9:17 am  Leave a Comment  

Kaidah naskah atau narasi berita televisi

1. Sinkronisasi dengan gambar yang ditampilkan: Naskah berita harus runtut

sesuai dengan gambar yang ditayangkan. Naskah yang disampaikan harus sesuai dengan sinematografi yang ditampilkan. Inilah yang membedakan televisi dengan media yang lainnya. Keakurasian lebih dipertimbangkan dalam penyampaikan sebuah informasi. Dalam dunia Audio visual, seorang penulis naskah atau jurnalist harus menyampaikan infomasi sesuai dengan gambar yang ada.

2. Resume : Naskah berita televisi hanya berupa resume atau rangkuman yang

menjelaskan catatan-catatan yang terpenting dari sebuah peristiwa.

3. Lebih pendek daripada gambar : Naskah berita televisi harus lebih pendek dari gambar yang akan ditayangkan. Tidak ada batasan yang pasti namun naskah sebaiknya hanya mencakup 80 persen dari gambar

4. Jeda diantara gambar : Naskah tidak dibuat sepanjang gambar, agar ada waktu jeda diantara gambar. Tidak ada ukuran yang pasti, tapi sebaiknya ada jeda 5 detik diantara berita yang berdurasi antara 20 sampai 30 detik.

5. Diucapkan atau dituturkan.

Naskah siaran harus berupa bahasa tutur, bukan bahasa cetak. Hindari kata- kata yang bersifat cetak. Misal : “ seperti dijelaskan diatas…., “ penggunaan kata “ Atas “ tentu saja tidak di perkenankan, karena pemirsa tidak bisa melihat informasi sebelumnya. Kata “atas “ sebaiknya di ganti dengan “ tadi” atau “ sebelumnya “

6. Dari orang ke orang.

Naskah siaran hendaknya menggunakan bahasa pergaulan. Hal ini penting untuk lebih menambah kelancaan komunikasi antara media dan pemirsanya.

Published in: on February 15, 2011 at 9:10 am  Leave a Comment  

Ciri khas bahasa Televisi

Ciri khas bahasa Televisi

1. Singkat dan padat, berhubungan dnegan jumlah kata dan kalimat. Dengan menggunakan kata yang sedikit, namun maknanya bisa ditangkap oleh pemirsa. Hal ini mengacu pada Televisi yang tak hanya menampilkan media audio, tetapi juga penggambaran secara visual.

2. Sederhana, Pilihan kata atau ungkapan dan kesederhanaan gaya bahasa.

3. Lugas.

4. Menarik.

5. Bahasa dan penulisan harus memperhatikan the art of writing

Sesuai dengan tingkat wawasan dan intelektualitas pemirsanya

Published in: on February 15, 2011 at 8:42 am  Leave a Comment  

KAIDAH GAMBAR TELEVISI

Kaidah gambar televisi :

1. Aktualitas : Gambar berita harus mengandung unsur aktual, maksudnya

gambar yang ditampilkan dalam berita harus aktual atau yang paling baru

2. Sinkronisasi : Gambar berita televisi haruslah sesuai dengan peristiwa yang

diinformasikan agar sesuai antara naskah dengan gambar yang diberitakan

3. Simbolis : Gambar simbolis berarti bukan gambar yang sesungguhnya, tetapi hanya memberitakan kejadian yang diberitakan. Ini terjadi karena gambar yang sesungguhnya tentang peristiwa yang diberitakan tersebut sulit untuk didapatkan.

4. Ilustrasi : Adalah gambar yang dibuat atau direkayasa berdasakan suatu peristiwa yang memang terjadi, tetapi gambar yang aktual, sinkron dan simbolis tidak tersedia. Ilustrasi dapat berupa gambar hidup, grafik atau animasi.

5. Dokumentasi : Dokumentasi gambar adakalanya diperlukan kalau peristiwa itu sangat penting, sementara tidak tersedia gambar yang aktual, sinkron dan simbolis

6. Estetika : Gambar berita televisi harus bersifat estetis agar enak dipandang mata. Estetika itu meliputi komposisi, fokus dan warna. Tetapi estetika gambar tidaklah mutlak, dalam kondisi darurat unsur estetika dapat diabaikan. Misalnya jika sedang mengambil gambar di medan perang.

Published in: on February 15, 2011 at 8:40 am  Leave a Comment  

Perbedaan berita straight news dengan berita komperhensif dan berita investigatif

Straight news adalah berita langsung atau berita yang mengikuti kaidah-kaidah berita yang dipaparkan secara lengkap. Soft news atau berita- berita ringan
o Pola yang dianggap ideal dalam berita Televisi disebut cerita lima kalimat ( a five sentence news story ) artinya, bila mungkin tiap topik berita cukup terdiri dari lima hal sebagai berikut :
1. Inti berita ( lead )

2. Detil yang penting

3. Latar belakang peristiwa

4. Detil lain

5. Intepretasi peristiwa

Berita komperhensif adalah berita yang disajikan secara menyeluruh dengan menampilkan fakta-fakta yang ada sehingga menjadi berita yang runut.

Berita investigatif adalah berita yang disusun karena adanya penelusuran terhadap suatu kasus sehingga menjadi berita yang aktual dan berbobot.

Published in: on February 15, 2011 at 8:38 am  Leave a Comment  

TIM KERABAT KERJA

Dalam proses produksi acara berita, pertama-tama diadakan rapat redaksi yang dipimpin oleh pemimpin redaksi dan dihadiri oleh produser eksekutif, produser, direktur pemberitaan, koordinator liputan (korlip), editor, kameramen dan reporter. Dalam rapat itu membicarakan apa saja yang dibahas tentang perencanaan peliputan kemudian ditentukan materi peliputan. Setelah itu di rapat itu juga ditentukan reporter dan kameraman mana yang bertugas mengambil gambar peliputan di lapangan, dan seisi ruangan rapat merancang wistlist (gambar). Setelah timbul kesepakatan maka reporter, kameraman dan koordinator lapangan turun ke lapangan untuk melakukan proses peliputan berita. Apabila berita tersebut siaran langsung maka korlip tersebut melakukan kontak dengan direktur pemberitaan di studio, jika tidak langsung maka berita itu kemudian diedit untuk menentukan berita mana yang pantas ditayangkan.

1. Produser Ekskutif (Executive Producer)

2. Produser

3. Direktur pemberitaan (News Director)

4. Koordinator Liputan (korlip)

5. Reporter

6. Juru Kamera (Cameramen)

 

• Direktur Pemberitaan : Seseorang yang independent tanpa tekanan politik dan ekonomi. Kebebasan informasi ini adalah hal yang menentukan kredibiltasnya dan ia membutuhkan akses untuk berhubungan langsung dengan produser di studio karena berita besar dapat terjadi dimana-mana. Ia juga butuh keputusan cepat untukmenyangkan informasi ini.

• Produser Eksekutif (Executive Producer) : Bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang program berita secara keseluruhan. Ia juga harus memikirkansett ing, dekor, latar belakang atau tampilan suatu program berita yang akan menjadi ciri khas program beritanya. Ia berkonsultasi dengan direktur pemberitaan dan manajer, dan juga ia dapat mempertanggungjawabkan apabila rating program beritanya turun.

• Produser : Bertanggung jawab terhadap program program pemberitaan dan menyusun urutan beritanya.

• Produser Acara : Bertangguing jawab untuk mempersiapkan penayngan suatu program berita. Ia juga bertugas menyiapkan susunan berita yang isi beritanya dapat berupa grafik, VO ataure a d er.

• Produser Lapangan : Melakukan koordinasi pada saat peliputan dan biasanya ia bertugas di lapangn dengan mengarahkan reporter dan kameramen. Ia juga membantu reporter melakukan riset guna mendapatkan informasi yang diinginkan.

• Asisten Produser : Ia bertugas membantu reporter mempersiapakn paket berita apabila reporter dalamkeadaan mendesak seolah-olah ia menggantikan tugas reporter apabila reporter tidak dapat melaksanakan tugasnya.

• Presenter : Ia bertugas untuk membacakan naskah berita.

• Pengarah Program : Ia bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran suatu program berita.

Published in: on February 15, 2011 at 8:33 am  Leave a Comment  

KOMUNIKASI MASSA

I.                   Hubungan Komunikasi Massa Dengan Komunikasi Interpersonal

Th. 1966, Elihu Katz dan Paul Lazarfeld mempublikasikan Personal Influence, yang menejelaskan hubungan antara komunikasi massa dan komunikasi interpersonal. Mereka menggambarkan komunikasi interpersonal  sebagai variabel intervening (perantara) antara media massa dan perubahan perilaku.

Hubungan lain antara komunikasi massa dan komunikasi interpersonal dapat dilihat pada pemikiran Everett Rogers dalam Difussion of  Innovations (1962). Rogers menjelaskan antara peran ang saling melengkapi antara saluran media massa dan komunikasi interpersonal ketika seseorang memutuskan untuk menerima atau menolak inovasi.

Hubungan ketiga antara komunikasi massa dengan komunikasi interpersonal dapat dilihat pada efek sosialisasi dari media massa. Media massa adalah salah satu sumber tempat orang belajar tentang masyarakat sekitarnya. Dalam hal ini media massa mempengaruhi cara orang berhubungan satu sama lain dalam tingkat interpersonal.

II.                Pengaruh Media Pada Individu

Sudah dipahami bersama bahwa media memang berpengaruh terhadap individu, yang menjadi permasalahannya adalah seberapa besar dan kuatkah pengaruh media pada individu? Benarkah bahwa media demikian kuatnya berpengaruh pada individu?

Banyak kasus yang menunjukkan bahwa media berpengaruh besar terhadap individu misalnya kasus perkosaan yang dimuat di media massa merangsang orang yang menontonnya untuk juga melakukan kejahatan yang sama. Kasus  cerita-cerita di film yang memberikan inspirasi pada penontonnya untuk meniru apa yang mereka lihat di film tersebut, dan masih banyak kasus lain yang menimbulkan kekhawatiran banyak pihak tentang bahaya media massa.

Konsep atau pandangan yang demikian tentang media mendominasi dunia komunikasi selama beberapa dekade sampai kemudian muncul penelitian baru yang memberikan beberapa catatan khusus tentang keampuhan media.

Penelitian  tersebut menemukan bahwa media tidak berpengaruh secara merata kepada semua orang. Ada yang terpengaruh dengan kuat ada yang tidak terpengaruh. Studi yang dilakukan oleh Hadley Cantril dari Universitas Princeton ini menyimpulkan bahwa daya kritis  (critical ability) merupakan variabel paling signifikan berkaitan dengan respons individu terhadap siaran media (radio). Daya kritis didefinisikan secara umum sebagai kapasitas untuk mengambil keputusan intelegensi.

Temuan Cantril ini dengan demikian maju satu langkah dari teori peluru yang berkembang sebelumnya. Studi Cantril menunjukkan bahwa pengaruh itu berbeda, bergantung pada daya kritis dan tingkat pendidikan si anggota khalayak.

III.             Efek Media Massa

Buku The effect of Mass Communications karya Joseph Klapper (1960) menunjukkan bahwa faktor-faktor sosial dan psikologis “memperantarai” efek langsung media massa. Serangkaian faktor perantara itu adalah proses selektif, proses kelompok, norma kelompok dan opinion leader.

Sementara itu McQuail merangkum penelitian yang ada tentang efek sebagia berikut:

1.      Bila efek terjadi, maka efek itu sering berbentuk peneguhan dari sikap dan pendapat yang ada

2.      Efek itu berbeda-beda tergantung pada prestise atau penilaian terhadap sumber komunikasi

3.      Makin sempurna monopoli komunikasi massa, makin besar kemungkinan perubahan pendapat dapat ditimbulkan pada arah yang dikehendaki

4.      Sejauh mana suatu persoalan dianggap penting oleh khalayak akan mempengaruhi kemungkinan pengaruh media massa

5.      Pemilihan dan penafsiran isi oleh khalayak dipengaruhi oleh pendapat, kepentingan yang ada serta norma kelompok

6.      Struktur hubungan interpersonal pada khalayak mengantarai arus isi komunikasi, membatasi dan menentukan efek yang terjadi

 

Published in: on February 14, 2011 at 8:33 am  Leave a Comment  

KOMUNIKASI KELOMPOK

I.                   Klasifikasi  Kelompok

A.    Kelompok Primer dan Kelompok sekunder

Dalam waktu yang bersamaan mungkin saja seseorang terlibat dalam lebih dari satu kelompok. Diantara kelompok tersebut ada yang hubungannya lebih akrab, lebioh pribadi dan lebih menyentuh hati. Maka itulah yang disebut sebagai kelompok primer. Sedangkan kelompok sekunder adalah kebalikannya, dimana dalam kelompok ini hubungan satu sama lain tidak akrab, impersonal dan tidak menyentuh hati.

Perbedaan kedua kelompok ini bisa dilihat dari kualitas komunikasinya, yaitu:

1.      Kualitas komunikasi pada kelompok primer lebih dalam dan luas, sedangkan dalam kelompok sekunder lebih dangkal dan sempit. Dalam artinya lebih bisa menembus wilayah pribadi dan luas lebih bisa mengatasi hambatan-hambatan komunikasi yang ada

2.      Komunikasi pada kelompok primer bersifat pribadi, unik dan tidak dapat dipindahkan. Sedang pada kelompok sekunder, komunikasi berjalan secara impersonal

3.      Komunikasi pada kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi.

4.      Pada kelompok primer, komunikasi bersifat ekspresif dan informal. Sedangkankan komunikasi sekunder lebih bersifat instrumental dan formal

B.     Ingroup dan Outgroup

Ingroup merupakan kelompok dalam dan outgroup adalah kelompok luar. Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Kelompok dalam adalah satuan sosial dimana individu menjadi bagain di dalamnya. Sedangkan kelompok luar adalah sebaliknya.

C.    Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan

Kelompok rujukan merupakan kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Sedangkan kelompok keanggotaan adalah kelompok yang terikat dengan kita secara nominal.


D.    Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif

Kelompok deskripstif dilihat melalui proses pembentukan alamiah dari kelompok yang bersangkutan. Sedangkan kelompok yang masuk kategori preskriptif dilihat berdasarkan langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya.

Berikut adalah kelompok-kelompok yang masuk kategori deskriptif:

1.      Kelompok sepintas

2.      Kelompok katarsis

3.      Kelompok belajar

4.      Kelompok pembuat kebijaksaan

5.      Kelompok aksi

6.      Kelompok pertemuan

7.      Kelompok penyadar

Sedangkan kelompok-kelompok yang masuk kategori preskriptif adalah:

1.      Diskusi meja bundar

2.      Simposium

3.      Diskusi panel

4.      Forum

5.      Kolokium

6.      Prosedur parlementer


II.                Pengaruh kelompok pada Perilaku Komunikasi

Kelompok berpengaruh dalam tiga hal:

1.      Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok; yang nyata atau yang dibayangkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas merupakan interaksi antara faktor personal dan situasional. Yang termasuk faktor personal: Usia, jenis kelamin,stabilitas emosional,otoritarianisme,kecerdasan dan motivasi. Sedangkan faktor situasional antara lain kejelasan situasi, konteks situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok dan tingkat kesepakatan kelompok.

2.      Fasilitasi Sosial adalah kondisi prestasi individu yang meningkat karena disaksikan kelompok. Fasilitasi menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok.

3.      Polarisasi. Ada kecenderungan orang justru membuat keputusa lebih berani ketika mereka ada dalam kelompok. Gejala ini disebut sebagai ‘geseran resiko”, lebih tepat lagi jika gejala ini merujuk pada gejala yang lebih umum yaitu geseran menuju polarisasi, yaitu kecenderungan ke arah posisi yang ekstrim.

Published in: on February 14, 2011 at 8:32 am  Leave a Comment  

HUBUNGAN INTERPERSONAL

Komunikasi yang efektif diatandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi kita juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.

Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentant orang lain dan persepsi dirinya;sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.

I.                   Jenis Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diklasifikasikan berdasarkan faktor-faktor berikut:

1.      Berdasarkan jumlah individu yang terlibat:

Ø  Hubungan diad

Merupakan hubungan atara dua individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. William Wilmot mengemukakan beberapa ciri khas hubungan diad:

a.       Setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus

b.      Individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya dalam hubungan diad yang lain.

c.       Pada hubungan diad berkembang pola komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang unik/khas yang akan membedakan hubungan tersebut dengan hubungan diad yang lain.

Ø  Hubungan Triad

Merupakan hubungan antara tiga orang. Dibandingkan hubungan diad, hubungan triad:

a.       Lebih kompleks

b.      Tingkat keintiman/kedekatan anatarindividu lebih rendah, dan

c.       Keputusan yang diambil lebih didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi)

 

2.      Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai:

Ø  Hubungan Tugas

Merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Misalnya hubungan antara pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lain-lain.

Ø  Hubungan Sosial

Hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk baik secara personal dan sosial (social relationship). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat makan siang dan sebagianya.

3.      Berdasarkan Jangka waktu:

Ø  Hubungan jangka pendek

Merupakan hubungan yang sementara sifatnya, hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa ketika bertemu di jalan.

Ø  Hubungan Jangka Panjang

Hubungan ini berlangsung dalam waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen dan sebagainya) Dan karena investasi yang ditanam itu banyak maka semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya.

4.      Berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman;

Ø  Hubungan Biasa

Meruapakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau intim. Pola-pola komunikasi yang berkembang sifatnya impersonal atau ritual.

Ø  Hubungan akrab/intim

Bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual. Hubungan ini ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure). Makin intim suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi.

Hubungan intim terkait dengan jangka waktu: keintiman akan tumbuh pada jangka panjang. Karena itu hubungan intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang ditanamkan individu di dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak.

II.                Perkembangan Hubungan Interpersonal

Apapun bentuk hubungan yang terjadi, dinamika sebuah hubungan interpersonal akan tumbuh, berkembang dan berakhir.

Menurut Ruben, taha -tahap hubungan interpersonal akan meliputi;

1.      Inisiasi, merupakan tahap paling awal dari suatu hubungan interpersonal. Pada tahap ini individu memperoleh data mengenai masing-masing melalui petunjuk nonverbal seperti senyuman, jabatan tangan, pandangan sekilas, dan gerakan tubuh tertentu.

2.      Eksplorasi. Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap inisiasi dan terjdai tidak lama sesudah inisiasi. Disini mulai dijajaki potensi yang ada dari setiap individu  serta dipelajari kemungkinan-kemungkinan yang ada dari suatu hubungan.

3.      Intensifikasi. Pada tahap ini, individu harus memutuskan—baik secara verbal maupun nonverbal– apakah  hubungan akan dilanjutkan tau tidak.

4.      Formalisasi. Dalam perkembangannnya hubungan yang telah berjalan itu perlua diformalkan. Pada tahap ini tiap-tiap individu secar bersama mengembangkan simbol-simbol, pola-pola komunikasi yang disukai, kebiasaan dan lain sebagainnya. Contoh hubungan dua orang berpacaran diformalkan dengan tukar cincin. Hubungan jual beli diformalkan dengan penandatanganan akta jual beli dan sebagainya.

5.      Redefinisi. Sejalan dengan waktu individu tidak dapat menghindarkan diri dri perubahan. Perubahan ini mampu menciptakan tekanan terhadap hubungan yang tengah berlangsung. Konsekuensinya adalah individu perlu mendefinisikan kembali hubungan yang sedang dijalankan.

6.      Deteriorasi. Kemunduran atau melemahnya suatu hubungan kadang tidak disadari oleh mereka yang terlibat dalam hubungan tersebut. Jika kemunduran yang terjadi itu tidak segera diantisipasi maka bukan tidak mungkin hubungan yang terbentuk itu akan mengalami kehancuram.

Satu hal yang perlu diingat adalah tidak semua hubungan yang terbentuk harus melewati keenam tahapan diatas. Atau bisa saja satu hubungan melewati keenamnya sementara hubungan yang lain hanya melewati tiga dari enam tahapan tersebut.

Mark Knapp mengemukakan pendapatnya tentang tahapan perkembangan sebuah hubungan interpersonal:

1.      Inisiasi:tahap awal yang dicirikan dengan sedikit pembicaraan

2.      Eksperimen:suatu tahap dimana para individumulai mencari informasi lebih banyak tentang individu lain.

3.      Intensifikasi: sama dengan yang dikemukakan Ruben

4.      Integrasi: tahap yang menumbuhkan perasaan bersama; individu merasa sebagai satu kesatuan, bukan lagi individu yang berbeda

5.      Pertalian atau ikatan:suatu tahap dimana individu secara formal meneguhkan hubungan mereka.

Sementara itu Jalaluddin Rakhmat, meringkas perkembangan hubungan interpersonal itu menjadi tiga tahap saja:

1.      Pembentukan hubungan.

Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan (acquintance process). Fokus pada tahap ini adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi dalam pembentukan hubungan. Informasi yang diperoleh tidak selalu melalui komunikasi verbal melainkan juga melalui komunikasi nonverbal.

2.      Peneguhan hubungan

Hubungan interpersonal tidak bersifat statis tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting untuk memelihara keseimbangan, yaitu keakraban, kontrol,respons yang tepat dan nada emosional yang tepat.

3.      Pemutusan hubungan

Suatu hubungan interpersonal yang paling harmonis sekalipun dapat mengalami pemutusan hubungan, mungkin karena kematian, mungkin karena konflik yang tidak terselesaikan dan sebagainya.

III.             Pola-pola Relasional

Ketika suatu hubungan terbentuk, berkembang pula pola-pola komunikasi yang merupakan hasil dari aturan yang diterapkan para partisipan.

Ruben menyebutkan ada empat pola relasional:

1.      Suportif dan Defensif

Sikap suportif merupakan sikap yang mendukung komunikasi interpersonal; sebaliknya dengan sikap defensif.

 

Jack R. Gibb menyebut enam perilaku yang menimbulkan perilaku suportif dan defensif :

Sikap suportif Sikap Defensif
1.      Deskripsi: Tidak melakukan penilaian terhadap orang lain

2.      Orientasi masalah: mengajak orang lain menetapkan dan mencapai tujuan dan tidak mengarahkannya

3.      Spontan: tidak melakukan strategi atau bertaktik

 

4.      Empati: menempatkan diri pada posisi orang lain dengan pandangan orang lain itu

5.      Persamaan: memandang orang lain setara

6.      Provisionalisme: Kesediaan untuk selalui meninjau kembali pendapat kita, tidak dogmatis

1.         Evaluasi: menilai perilaku orang lain

 

2.         Kontrol: mengontrol/mengarahkan        orang lain

 

3.         Strategi: merencanakan teknik atau berstrategi dalam berhubungan dengan orang lain

4.         Netralitas: menjauhkan diri dari perasaan atau perhatian orang lain

 

5.         Superioritas: merasa lebih berharga  atau lebih tinggi dari orang lain

6.         Certainty; bertindak atas pengetahuan, keyakinan dan persepsi sendiri tanpa mau mengubahnya

 

 

 

2.      Tergantung (dependen) dan tidak tergantung (independen)

Hubungan yang beriklim dependen dicirikan jika salah satu individu sangat tergantung pada individu lainnya, misalnya karena dukungan, uang, pekerjaan, kepemimpinan, petunjuk dan sebagianya. Sebaliknya dalam hubungan yang independen, seorang individu secara bebas dapat menyatakan ketidaksepakatan, ketidaksetujuan dan penolakan pada individu lainnya.

3.      Progresif dan Regresif.

Hubungan yang progresif adalah hubungan yang ditandai dan menimbulkan kepuasan serta harmoni. Sebaliknya dengan regresif: hubungan tetap berkembang, namun mengarah atau menimbulkan ketidakpuasan dan ketidakharmonisan.

4.    Self-fulfilling dan self-defeating prophecies

Pola hubungan yang dipengaruhi oleh harapan dari pihak-pihak yang terlibat. Jika harapan kita terpenuhi dalam hubungan tersebut maka kita akan bersikap positif terhadap hubungan tersebut, sebaliknya jika harapan kita tidak teropenuhi maka kita akan bersikap negatif terhadap hubungan tersebut.


IV  Faktor-Faktor yang mempengaruhi pola hubungan interpersonal

Ruben mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola-pola komunikasi interpersonal sebagai berikut:

1.      Tingkat hubungan dan konteks

Pola yang berkembang akan berbeda pada tingkat komunikasi yang biasa dengan yang intim. Begitu juga konteks akan menentukan pola komunikasi yang tercipta misal di mall yang ramai atau di taman yang sepi.

2.      Kebutuhan interpersonal dan gaya komunikasi

3.      Kekuasaan

4.      Konflik

Sementara itu Jalaluddin Rakhmat menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi  terbentuknya pola komunikasi dalam hubungan interpersonal:

1.      Percaya (trust). Percaya menentukan efektivitas komunikasi dan dapat meningkatkan kadar komunikasi interpersonal yang terbentuk.

2.      Sikap suportif

3.      Sikap terbuka

Published in: on February 14, 2011 at 8:31 am  Leave a Comment  

ATRAKSI KOMUNIKASI

Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Atraksi timbul oleh adanya faktor-faktor baik yang bersifat personal maupun situasional.

I.                   Faktor-faktor penyebab timbulnya atraksi

A.    Faktor Personal

1.      Kesamaan karakteristik personal

Kesamaan karakteristik personal ditandai dengan kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat/status sosisal ekonomi, agama, ideologi, dan lain-lain. Mereka yang memiliki kesamaan dalam hal-hal tadi, cenderung menyukai satu sama lain.

2.      Tekanan emosional (stres)

Orang yang berada di bawah tekanan emosional, stres, bingung, cemas dan lain-lain akan menginginkan kehadiran orang lain untuk membantunya, sehingga kecenderungan untuk menyukai orang lain semakin besar.

3.      Harga diri yang rendah

Orang yang rendah diri cenderung mudah untuk menyuaki orang lain. Orang yang merasa penampilan dirinya kurang menarik akan mudah menerima persahabatan dari orang lain.

4.      Isolasi sosial

Sebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain.

B.     Faktor-faktor situasional

1.      Daya tarik fisik (physical attractiveness)

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal. Mereka yang berpenampilan cantik menarik biasanya lebih mudah mendapat perhatian dan simpati orang.

2.      Ganjaran (reward)

Pada umumnya seseorang akan menyukai orang yang memberikan ganjaran pada dirinya. Ganjaran bisa berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang meningkatkan harga diri kita.

3.      Familiarity

Seseorang atau hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dengan produk yang diiklankan sehingga akhirnya menyukai produk tersebut.

4.      Kedekatan (proximity) atau closeness.

Hubungan kita dengan orang lain tergantung seberapa dekat kita dengan orang tersebut. Sebagai contoh, sejumlah kasus menunjukkan bahwa orang lebih menyukai orang lain berdekatan tempat tinggal dengannya.

5.      Kemampuan (competence)

Terdapat kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya daripada dirinya.

II.                Teori Liking

Ada  empat teori yang menjelaskan mengapa kita menyukai orang lain:

1. Reinforcement theory

Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyuaki dan tidak menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar (learning). Dalam hal ini ada tiga unsur learning, yaitu asosiatif, instrumental, dan sosial.

Ø  Belajar Asosiatif: kita menyenangi dan tidak menyenangi seseorang berdasarkan pengalaman kita dan stimuli yang kita asosiasikan dengan hal itu. Kita menyukai orang yang kita asosiasikan denga pengalaman yang menyenangkan.

Ø  Belajar Instrumental: Kita menyuaki orang yang memberikan iimbalan (reward) pada kita dan tidak menyuaki orang yang memberika hukuman.

Ø  Belajar Sosial: Kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang kita lihat disukai oleh orang lain tau oleh lingkungan sosial dan sebaliknya.

2. Equity theory

Teori ini mengatakan bahwa individu selalu cenderung menjaga keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka dapatkan, atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari suatu hubungan maka kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungan tersebut.

3. Exchange theory

Menurut teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang berhubungan deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak keuntungan yang diperoleh maka hubungan tersebut akan terus dilangsungkan.

4. Gain-loss theory

Kita lebih menyukai orang yang menguntungkan kita daripada yang merugikan bagi kita.

 

III. Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal

Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai seeorang maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari diri orang tersebut dengan positif sebaliknya jika kita tidak menyuaki seseorang maka kita akan meliaht segala sesuatu dari orang tersebut secara negatif.

Situasi tersebut sangat penting bagi terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, sebab semakin positif sikap kita terhadap lawan bicara kita maka mekin efektif pula kegiatan komunikasi yang kita lakukan dengan orang tersebut.

Published in: on February 14, 2011 at 8:30 am  Leave a Comment